Minggu, 17 Juni 2012

Body [ Jasmani ]





11
If the body could talk, it would be telling us all day long, "You’re not my owner, you know." Actually it’s telling it to us all the time, but it’s Dhamma language,
so we’re unable to understand it.

Bila tubuh bisa berbicara, ia akan berkata kepada kita sepanjang hari, “Kamu bukan
majikanku, kamu tahu.” Sebenarnya dia berkata kepada kita secara terus-menerus,
tetapi dengan bahasa Dhamma. Jadi kita tidak dapat mengerti.


12
Conditions don’t belong to us. They follow their own natural course. We can’t do anything about the way the body is. We can beautify it a little, make it look attractive and clean for a while, like the young girls who paint their lips and let their nails grow long, but when old age arrives, everyone is in the same boat. That is the way the body is. We can’t make it any other way.
But, what we can improve and beautify is the mind.

Kondisi bukan milik kita. Kondisi mengikuti jalan alaminya. Kita tidak bisa melakukan
apapun tentang jalannya tubuh. Kita bisa mempercantiknya sedikit, membuatnya
terlihat ceria dan bersih sejenak, seperti gadis muda yang memoles bibirnya dan
membiarkan kukunya tumbuh panjang, tetapi ketika usia tua datang, semua orang akan
mengalami kondisi yang sama. Itulah jalan tubuh kita. Kita tidak dapat mengubahnya
dengan cara apapun juga. Apa yang kita bisa perbaiki dan percantik adalah pikiran.


13
If our body really belonged to us, it would obey our commands. If we say, "Don’t get old," Or "I forbid you to get sick" does it obey us? No! It takes no notice. We only rent this "house", not own it. If we think it does belong to us, we will suffer when we have to leave it. But in reality, there is no such thing as a permanent self, nothing unchanging or solid that we can hold on to.

Kalau tubuh ini benar-benar milik kita, pasti ia akan mematuhi perintah kita. Jika kita
bilang, “Jangan jadi tua,” atau “Saya melarangmu untuk sakit,” apakah dia mematuhi
kita? Tidak! Tubuh ini tidak peduli. Kita hanya menyewa “rumah” ini, tidak
memilikinya. Kalau kita berpikir tubuh ini milik kita, kita akan menderita ketika harus
meninggalkannya. Tetapi dalam kenyataannya, tidak ada yang abadi, tidak ada yang
tidak berubah atau tetap dimana kita bisa bergantung padanya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar